Senin, 09 Mei 2011

GLOBAL WARMING

Laporan Praktikum Agroklimatologi

Hari : Senin
Jam : 14.20 - 16.00 WIB
Asisten : 1. Muhafaz Zulus Fitri
2. Rizky Muarif




GLOBAL WARMING



Oleh :

AMRUL MUSTANIL
090510602005














LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2010
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Pemanasan global (global warming) pada dsarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ketahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitroksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global termasuk indonesia yang terjadi pada kisaran 1,5-40 celsius pada abad 21.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es dikutub. Kenaikan muka laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-Ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti sarana jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap pemungkiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb.
Semua berawal dari karbondioksida (CO2) yang manusia keluarkan tiap hari ke atmosfir, sebut saja asap kendaraan, pabrik-pabrik, pembangkit listrik minyak dan batubara, pembakaran hutan dan lahan, pertanian hingga energi panas yang dikeluarkan oleh alat-alat listrik yang ada dirumah kita, Tv, setrika, komputer dsb. CO2 itu akan terus berada didalam atmosfer Bumi sehingga panas Matahari yang dipancarkan kebumi akan terperangkap didalam atmosfer (tidak bisa dipantulkan keluar kembali) karena molekul-molekul CO2 bersifat memerangkap dan memantulkan panas. Hasilnya panas akan tertahan lebih lama dilangit Bumi, yang akan menyebabkan iklim berubah. Itulah disebut efek rumah kaca.



TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino menyebabkan penurunan jumlah curah hujan dibawah normal untuk beberapa daerah di indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-Nina berlangsung.

Global warning terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi sebagian besar akan dikembalikan lagi ke atmosfer. Karena adanya gas-gas rumah kaca, maka sinar matahari yang seharusnya dikembalikan ke atmosfer tersebut akan dipantulkan kembali kebumi, pemantulan inilah yang menyebabkan tempertaur meningkat (Hamit, 2008).

Gas tersebut antara lain karbon dioksida (CO2), metena (CH4), nitrooksida (N2O), (CFCs), (HFCs), dan \ (SF6). Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi akibatnya panas tersebut akan tersimpan dipermukaan bumi. Jadi dapat dijelaskan bahwa pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperature rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi (Susanta dkk, 2007).

Dengan meningkatnya tempertaure global dapat dipastikan akan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahab-perubahan seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presitipasi (Hamit, 2008).

Green revolution merupakan cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida diudara yakni dengan menanam tanaman dalam jumlah banyak dan memeliharanya. Tanaman akan menyerap karbon dioksida untuk proses fotosintesis dan akan melepaskan oksigen keudara. Upaya reboisasi hutan merupakan langkah yang cepat untuk mengimbangkan semakin bertambahnya gas rumah kaca (Susanta, dkk, 2007).
PENGERTIAN GLOBAL WARMING

Pengertian
Pemanasan global atau global warning adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut, daratan bumi. Pemansan global ini merupakan gejala alam yang bersifat normal. Tetapi pembakaran bahan bakar fosil yang berlebihan menyebabkan pemanasan global secara berlebihan.

Radiasi sinar matahari menyebabkan bumi menjadi hangat. Panas yang masuk ke bumi ini kemudian dipantulkan kembali. tetapi tidak semua panas dapat diteruskan oleh lapisan gas rumah kaca. Sebagian panas bertahan dan dipantulkan kembali ke bumi yang dinamakan dengan peristiwa efek rumah kaca.

Pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca meningkat. Akibatnya semakin sedikit panas yang bisa iteruskan oleh lapisan rumah kaca. Suhu bumipun semakin meningkat, meningkatnya suhu global diperkirakan bisa menyebabkan perubahan-perubahan lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola pretipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yag lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya glester, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi dimasa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk berdaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintah di dunia telah menandatangani dan meratifikasi protokol kyoto, yang mengarah pada pengurangan gas-gas rumah kaca.

PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut terbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkas luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfir bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, CO2, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan dipermukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsenterasi gas-gas ini di atmosfir, semakin banyak panas terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi. Jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 oC sehingga es akan menutupi akan menutupi seluruh permukaan bumi. Namun sebaliknya, apabila gas-gas tersebut berlebihan di atmosfir mengakibatkan pemanasan global.

Efek Umpan Balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfir. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut yang menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya bernampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfir.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi umpan merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam laporan pandangan IPCC ke empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam sebuah model yang digunakan dalam laporan pandangan IPCC ke empat.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan menambah pemanasan yang menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO¬2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunnya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

Selain dari efek rumah kaca dan umpan balik, juga berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Ada sepuluh dampak global warning, yaitu:
1. Lapisan es yang kian menipis
Ada yang bilang pemanasan global itu hanya khayalan parapecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan dalam 10 kejadian berikut ini. Dan yang pasti ini bukan imajinasi belaka, sebab kita sudah mengalaminya.

2. Kebakaran hutan besar-besaran
Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.

3. Situs purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam, banjir, suhu, yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini. Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub. Riset di sekitar sumber air yang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.

4. Mekarnya tumbuhan di Kutub Utara
Saat pelelehan kutub utara memicu problem pada tanaman dan hewan di daratan yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan sinar matahari terbenam pada biodata kutub utara. Tanaman disitu yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.

5. Habitat makhluk hidup pindah kedaratan lebih tinggi
Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebih tinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke daratan lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.

6. Peningkatan kasus alergi
Sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di mata saat musim semi, maka salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma dikalangan orang Amerika alami peningkatan. Pola hidup dan polusi dianggap pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.

Pengendalian Pemanasan Global
a. Ketinggian gunung berkurang
Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es dipuncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.

b. Satelit bergerak lebih cepat
Emisi karbondioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara dibagian terluar atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumlah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.

c. Hanya yang terkuat yang bertahan
Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya makhluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementara mereka yang lebih tungkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua makhluk hidup termasuk manusia.

d. Pelelehan besar-besaran
Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gunung es, tetapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.

e. Keganjilan di daerah kutub
Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang didiskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara.

Ada beberapa cara utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Salah satunya sebagai berikut :
• Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Terutama pohon yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di banyak area, tanaman yang tumbuh sedikit sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan laut. Injeksi juga dapat dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti di dalam sumur minyak, lapisan batubara atau equifer. Hal ini telah dilakukan dimana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke equifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.








KESIMPULAN

Hal yang dapat kita simpulkan mengenai global warming adalah :
1. Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit.
2. Pemanasan global merupakan perubahan suhu yang terjadi di atmosfer, laut dan darat.
3. Penyebab pemanasan global antara lain efek dari rumah kaca dan umpan balik.
4. Dampak dari global warming, menipisnya es, kebakaran hutan, ketinggian gunung berkurang, satelit bergerak cepat, pengukuran kasus alergi.
5. Cara untuk mengurangi global warming, yaitu dengan cara menghilangkan karbon, dan menanam pohon sebanyak mungkin untuk menekan tingginya peningkatan CO2.
















DAFTAR PUSTAKA

Effendi, 2001. Pemanasan Global, Erlangga, Jakarta.
Hamit, 2008. Pemanasan Global dan Teman-temannya. (Online), (http://hmit.wordpress.com/2008/02/11/pemanasan-global-dan-teman-temannya/...), diakses tanggal 30 Januari 2010.
Hamit, 2008. Pemanfaatan Sampah sebagai Upaya Mengurangi Pemanasan Global. (Online), (http://hmit.wordpress.com/2008/02/18/pemanfaatan-sampah-sebagai-upaya-mengurangi-pemanasan-global/...), diakses tanggal 30 Januari 2010.
Manurung, Perluhutan, 2008. Ancaman Global Warming Kian Nyata. (Online), (http://www.ristek.go.id/?module=news&id=2950) diakses tanggal 30 Januari 2010.




















Hari : Senin
Jam : 14.20 - 16.00 WIB
Asisten : 1. Muhafaz Zulus Fitri
2. Rizky Muarif



KUMPULAN LAPORAN
AGROKLIMATOLOGI


Oleh :

AMRUL MUSTANIL
090510602005

















LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar