Laporan Praktikum Agroklimatologi
Hari : Senin
Jam : 14.20 - 16.00 WIB
Asisten : 1. Muhafaz Zulus Fitri
2. Rizky Muarif
KLASIFIKASI IKLIM
Oleh :
AMRUL MUSTANIL
090510602005
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu analisis perencanaan pertanian tidak akan terlepas dari faktor-faktor yang memepengaruhinya, diantaranya yang utama adalah lingkungan fisik (tanah dan iklim). Dalam analisis awal faktor tanah dipertimbangkan sebagai faktor yang relatif dapat dimodifikasi, sedangkan faktor iklim dalam skala meso hingga makro merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Untuk itu dalam suatu perencanaan pertanian, analisis iklim dan karakterisasi sumber daya iklim merupakan hal penting yang mendukung keberhasilan perencanaan tersebut.
Unsur iklim mempengaruhi hampir semua aspek kegiatan pertanian baik perencanaan jangka panjang, jangka pendek maupun sehari-hari. Kebutuhan akan informasi iklim yang tepat guna semakin dirasakan strategis dalam menunjang progam pertanian. Oleh karena itu, usaha yang paling bijaksana adalah menyesuaikan pola pertanian dan jenis tanaman/komoditas pertanian yang diusahakan dengan pola iklim setempat. penyesuaian tersebut harus didasarkan kepada idensifikasi, pemahaman atau interprestasi yang tepat terhadap iklim pada setiap agroekosistem dan lokasi spesifik atau lahan. Dengan demikian dalam memilah-milah wilayah dengan kondisi iklim yang sesuai untuk komoditas pertanian tertentu atau komoditas pertanian untuk wilayah tertentu diperlukan idensifikasi dan interpretasi iklim yang lebih komprehensif.
Di setiap tempat, cuaca hari demi hari selalu berubah. Setelah satu tahun perubahan tersebut biasanya membentuk pola siklus tertentu. Setelah 30 tahun, rata-rata tiap unsur cuaca akan mencerminkan sifat atmosfer yang dikenal dengan iklim. Rata-rata data cuaca selanjutnya disebut data iklim.
Iklim adalah kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca dalam jangka panjang disuatu tempat/wilayah. Kesimpulan tersebut dapat diartikan nilai statistic yang meliputi rata-rata maksimum,minimum,peluang kejadian,dsb.
Tujuan Praktikum
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui berbagai sistem klasifikasi iklim dan cara pengklasifikasi iklim tiap-tiap sistem.
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu wilayah yang mempunyai kondisi iklim cocok untuk tanaman akan memungkinkan untuk dikembangkan sebagai pusat produksi.pusat produksi tanaman adalah suatu daerah yang telah terbukti memenuhi persyaratan kesesuaian iklim pada wilayah yang cukup luas dengan produktivitas tinggi (ton/ha/musim panen) dalam jangka waktu lama. Konsepsi dasar dalam pewilayahan kmoditi secara bertahap, diawali dengan study agroekologi utama yang hanya mempertimbangkan faktor biofitis yaitu iklim, tanah dan toposifiografi (Nasir, 2001).
Di indonesia banyak menggunakan metode klasifikasi iklim selain menurut Koppen (1931) juga menurut Schmidt dan Ferguson (1951) yang semula dimaksudkan untuk keperluan kehutanan, tetapi juga ternyata juga cocok untuk kepentingan tanaman perkebunan perenial. Dasar klasifikasi menggunakan distribusi curah hujan bulanan dalam penentuan bulan basah (bulan dengan curah hujan > 100 mm) dan bulan kering (bulam dengan curah hujan < 60mm). Metode klasifikasi lain yang tergolong baru di Indonesia dan pada beberapa hal masih mengandung diskusi mengenai batasan dan kriteria yang digunakan adalah yang dibuat oleh Oldeman (1975). Sistem yang dibuat khusus untuk tanaman pangan/semusim ini menggunakan data curah hujan rata-rata jangka panjang untuk menentukan bulan basah (bulan dengan curah hujan > 200 mm), bulan lembab (bulan dengan curah hujan antara 100-200 mm), dan bulan kering (bulan dengan curah hujan < 60 mm) secara berturut-turut (Laimeheriwa, 2002).
Sistem klasifikasi lain yang tergolong baru di Indonesia dan pada beberapa hal masih mengandung diskusi mengenai batasan dan kriteria yang digunakan. Namun demikian, untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna khususnya dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia. Oldeman telah membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Kriteria dalam klasifikasi iklim ini didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL), dan bulang kering (BK) yang batasannya memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman (Handoko, 1992).
PROSEDUR PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Yang digunakan dalam pratikum klasifikasi iklim ini adalah data curah hujan pada daerah Cisarua.
Cara Kerja
1. Dari data curah hujan yang tersedia, dihitung berapa banyak bulan kering (BK), bulan basah (BB), dan bulan lembab (BL) dengan menggunakan klasifikasi iklim Scmidth-Ferguson.
2. Kemudian data yang telah didapat dimasukkan kedalam rumus rata-rata bulan kering (BK) untuk jumlah bulan kering, rata-rata bulan basah (BB) untuk jumlah bulan basah dan rata-rata bulan lembab (BL) untuk jumlah bulan lembab.
3. Dari data yang diperoleh, dicari nilai Q dan kemudian dilihat segitiga penentuan tipe iklim dan dicatat hasilnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan
Data curah hujan dari tahun 1994 sampai 2003 di Cisarua
TAHUN
Bulan 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
mm
Januari 280 178 221 137 114 190 238 284 294 46
Februari 268 128 211 190 223 137 90 129 111 228
Maret 154 192 196 106 290 18 176 174 151 226
April 148 164 177 167 264 117 229 128 175 119
Mei 80 104 44 191 164 135 146 118 28 78
Juni 15 104 42.2 0 145 14 51 50 116 18
Juli 0 42 72 20 47 26 26 54 96 2
Agustus 10 3 40 0 61 28 27 62 10 15
September 40 27 75 3 99 0.6 27 62 0 51
Oktober 7 104 236 13 166 195 122 192 13 183
November 142 279 349 133 120 280 181 245 190 190
Desember 188 84 203 258 132 146 78 32 221 200
Tahun 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah
BK < 60 mm 5 3 3 5 1 4 4 4 4 5 38
BL 60-100 mm 1 1 2 0 2 0 2 1 1 1 11
BB > 100 mm 6 8 7 7 9 8 6 7 7 6 71
Jumlah 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Klasifikasi Iklim Scmidth-Ferguson
Masukkan ke rumus :
Kesimpulan :
Karena nilai Q = 53 % maka daerah Cisarua memiliki tipe iklim C, yaitu derah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, diantaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau, misal jati.
Pembahasan
Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang.
Klasifikasi Iklim Scmidth – Ferguson dapat menentukan tipe iklim Kabupaten Cisarua berdasarkan data curah hujan Kabupaten tersebut. Untuk menentukan tipe iklim tersebut, maka harus dihitung terlebih dahulu rata – rata Bulan Kering (BK), Bulan Lembab (BL), dan Bulan Basah (BB) yang terdapat pada data curah hujan Kabupaten tersebut. Berdasarkan pada data Kabupaten Cisarua, maka didapat rata – rata BK Kabupaten Cisarua adalah 3,8 mm, rata-rata BL Kabupaten Cisarua adalah 1,1 mm dan rata – rata BB Kabupaten Cisarua adalah 7,1 mm. Agar tipe iklim Kabupaten Cisarua diketahui, maka rata- rata Bulan Kering (BK) Kabupaten Cisarua dibagi dengan rata – rata Bulan Basah (BB) kemudian dikalikan 100% sehingga Q Kabupaten tersebut didapat 53 %. Maka hasil yang telah diperoleh tersebut menunjukkan bahwa iklim Kabupaten Cisarua cocok dengan klasifikasi iklim model segitiga Scmidth – Ferguson dan memiliki tipe iklim C daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, diantaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau, misal jati.
KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan yang sudah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Nilai Q = 53% dilihat di segitiga Scmidth-Ferguson, sehingga di dapat dari tabel memiliki tipe iklim C ( 0,333 < Q < 0,600 ) yaitu daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, diantaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau, misal jati.
2. Rerata Klasifikasi Scmidth yang tertinggi 211 bulan November. Dan yang terendah 23 di bulan Agustus.
3. Dari data curah hujan dari tahun 1994 sampai 2003 jumlah rata-rata bulan basah (BB) 7,1, bulan kering (BK) 3,8 dan bulan lembab (BL) 1,1.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko. 1992. Klimatologi dasar . Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB : Bogor.
Laimeheriwa, Samuel. 2002. Pengembangan Komoditas Pertanian Berdasarkan
Pendekatan Iklim. IPB : Bogor.
Nasir, A.A. 2001. Iklim dan Produksi Tanaman. Jurusan Geometeorologi. FMIPA
IPB : Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar