Laporan Praktikum Agroklimatologi
Hari : Senin
Jam : 14.20 - 16.00 WIB
Asisten : 1. Muhafaz Zulus Fitri
2. Rizky Muarif
KELEMBABAN UDARA
Oleh :
AMRUL MUSTANIL
NIM : 090510602005

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelembaban adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Semua uap air dalam udara itu berasal dari penguapan sedangkan penguapan itu sendiri adalah perubahan pase cair menjadi fase uap air yang ringan dan akan naik ke atmosfir . dalam atmosfir senantiasa terdapat uap air dan kadar uap air ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat.
Meskipun uap air hanya meruoakan sebagian kecil saja dari semua atmosfir kira-kira 2% dari masa seluruhnya tetapi merupakan komponen udara yang penting dari segi cuaca dan iklim. Data klimatologi untuk kelembaban udara yang umum dilaporkan adalah kelembaban relative (RH).
Kelembaban itu di tentukan oleh jumlah uap air yang terkandung didalam udara. Total uap air per satuan volume. Udara disebut sebagai kelembaban absolute (absolute humidity, umumnya dinyatakan dalam satuan kg (m³). Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik (specific humidity, umumnya dinyatakan dalam satuan g/kg. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfir yang terkandung, termasuk uap air. Jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai udara kering (dri air).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari pratiku kelembaban udara ini adalah untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pengukuran kelembaban, cara penggunanya serta pengaruh terhadap kelembaban udara.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelembaban nisbi pada suatu tempat tergantung pada suhu yang menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air yang aktual ini ditentukan oleh ketersediaan air tempat tersebut serta energi untuk menguapkannya. Jika daerah tersebut basah dan panas seperti daerah-daerah di kalimantan, maka penguap akan tinggi yang berakibat pada kelembaban mutlak serta kelembaban nisbi yang tinngi. Sedangkan daerah pegunungan di Indonesia umumnya mempunyai kelembaban nisbi yang tinggi karena suhunya rendah sehingga kapasitas udara untuk menampung uap air relatif kecil (Handoko, 1986).
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual, maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh. Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat ditulis dengan persen ( Sutrisno, 1986 ).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi air udara ber hubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002)
Kelembaban relatif akan diukur dengan menghembus udara pada dua buah termometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering) pendekatan gravimetricmerupakn pengukuuran langsung (oleh sebab itu merupeken yang paling akurat. Untuk kelembaban udara dijadikanpatokan untuk kalibrasi instrument_ instrumentpengukuran kelembaban air lainnya. Etimasi kasar (tapi praktis) untuk kelembaban relative berdasarkan data kerapatan uap air dan suhu udara dapat dilkukan dengan menggunakan penyajian hubunga antra suhu udra, kerapatan uap air, suhu bola basah, dan kelembaban (Syehan, 1990).
PROSEDUR PERCOBAAN
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam pratikum kelemban udara adalah termometer bola kering (BK) dan termometer bola basah (BB) serta tabel Konversi Kelembaban Relatif (RH%).
Cara Kerja
1. Termometer bola kering dan basah dipegang setinggi 1,2 meter diatas permukaan tanah.
2. Dicatat suhu bola kering (Tвĸ) dan bola basah (Tвв) dengan selang waktu 1 menit dengan 5 kali ulangan pada beberapa tipe lahan.
3. Setelah didapatkan data suhu, lalu carikan selisih antara Tвĸ dan Tвв.
4. Nilai RH dapat diketahui dengan melihat selisih Tвĸ dan Tвв berdasarkan tabel RH (lampiran).
Pembahasan
Dari data hasil pengamatan dapat kita lihat bahwa data yang diperoleh dari termometer bola kering (TBK) dan termometer bola basah (TBB) berbeda. Dengan 5 kali ulangan dan dengan selang waktu 1 menit. Pengukuran dilakukan di lapangan terbuka dan di bawah tajuk tanaman.
Dari grafik Tвк dapat dilihat bahwa suhu udara suhu udara dibawah tajuk lebih rendah daripada dilapangan terbuka. Hal ini disebabkan salah satunya karena perbedaan penerimaan cahaya matahari. Panerimaan cahaya matahari dibawah tajuk terhambat sedangkan pada lapangan terbuka, cahaya matahari diterima langsung tanpa ada hambatan.
Untuk nilai RH ( % ) di lapangan terbuka yang paling tinggi adalah 59 % dan yang paling rendah adalah 50 %. Sedangkan di bawah tajuk memperoleh nilai RH ( % ) yang tinggi, yaitu 63 % dan yang paling rendah adalah 58%. Suhu yang lebih tinggi adalah di lapangan terbuka dan yang terendah di bawah tajuk.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum radiasi matahari ini adalah :
- Pada pengukuran udara, suhu yang terbaca pada TBK yaitu 36 sedangkan pada TBB 28 dan pada RH adalah 8% yang di dapatkan dari tabel kelembaban nisbi.
- RH (kelembaban nisbi) dibawah tajuk tanaman lebih tinggi daripada lapangan terbuka. Dikarenakan, kelembaban dibawah tajuk tanaman lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko. 1986. Pengamatan Unsur – Unsur Cuaca di Stasiun Klimatologi Pertanian . Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA-IPB : Bogor.
Sutrisno. 1986. Fisika Dasar. ITB: Bandung.
Syehan, Ersin.1990. Dasar-dasar Hidrologi. Gajah Mada Universitas Press :
Yogyakarta.
Lakitan B, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Gambar.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar