Minggu, 22 Mei 2011

PEMISAHAN MEKANIS

Laporan Praktikum Satuan Operasi

Hari : Jum’at
Jam : 08.20 - 10.00 WIB
Asisten : 1. Basyirul Walad
2. Nur Laili
3. Hilda Vebrina






PEMISAHAN MEKANIS

Oleh:
AMRULMUSTANIL
NIM : 0905106020005












LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair. Pada bahan pangan uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total asam, dan kadar gula. Diantara sifat fisik tersebut berat dan volume biasanya dipakai untuk pemutuan buah berdasarkan kuantitas. Dalam kegiatan pascapanen lainnya seperti pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik sangat diperhatikan.
Berat jenis dari produk pertanian dapat digunakan untuk menduga kematangan dari buah. Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak digunakan dalam perhitungan awal menduga sifat fisik yang lain seperti massa jenis. Volume bahan pangan dapat dihitung dengan menggunakan pengukuran berdasarkan pendekatan aproksimasi (pendekatan geometris) dan dengan menggunakan metode platform scale.
Dalam beberapa hal bentuk dapat diaproksimasikan dengan salah satu dari bentuk geometri berikut ini:
Spheroid prolat
Spheroid oblat
Right circular cone atau silinder

B. Tujuan Praktikum
Untuk mempelajari cara penentuan volume dan berat jenis dengan metode pengukuran menggunakan pendekatan aproksimasi (pendekatan geometris) dan untuk mempelajari cara penentuan volume dan berat jenis dengan metode platform scale.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan (solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair. Bahan pangan pada umumnya bersifat encer. Kedua sifat bahan pangan inilah yang diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan pangan yang memililki sifat alir yang sangat mudah mengalir disebut fluiditas (Kanoni, 1999).
Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia bahan tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total asam, dan kadar gula (Solube Solida) (Khatir, 2006).
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara penanganannya. Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).
Pada pemasakan buah, kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu berat jenis bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan kemungkinan menggunakan berat jenis sebagai metode pengujian kemasakan secara cepat. Buah-buah yang mengapung di atas air mempunyai berat jenis lebih kecil, jadi masih belum masak. Buah-buah yang tenggelam mempunyai berat jenis lebih besar dari 1, total zat terlarut lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah matang (Pantastico, 1989).




III. METODOLOGI PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jum’at/8 April 2011
Tempat : Laboratorium Teknik Pasca Panen, Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Pertanian-Unsyiah
Waktu : 08:20 – 10.00 WIB

B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pratikum ini adalah jangka sorong, mistar, pisau, gelas ukur dan timbangan digital,. Sedangkan bahan yang digunakan adalah apel, jeruk dan sawo.


C. Cara Kerja
1. Penentuan volume dan berat jenis dengan perhitungan:
Di Asumsikan bahan sebagai bentuk tertentu (bola atau elips, atau silinder, kerucut atau yang lain)
Di ukur dimensi yang diperlukan dengan jangka sorong
Di hitung volume, di timbang berat bahan tersebut dan di tentukan berat jenis.

2. pengukuran berat jenis bahan pangan dan hasil pertanian dengan metode platform scale:
Di timbang bahan (X1) dengan menggunakan timbangan digital
Di masukkan air ke dalam gelas ukur, kemudian di catat beratnya (X2)
Di tusuk bahan dengan jarum, kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi air (sampai tenggelam) dengan menggunakan set screw, kemudian ditimbang beratmya (X3).
Dihitung volume dengan menggunakan rumus:
X= (X1-x2)/█(BJ air@)
Di hitung berat jenis dengan menggunakan rumus
ρ= (X1 BJ air)/█((X3-X2)@)



























IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Data hasil pengamatan pada percobaan ini terlampir pada lampiran.

B. Pembahasan
Dari hasil data di lampiran, nilai volume dan berat jenis dari bahan pangan yang digunakan adalah sawo. Pada perhitungan volume dan berat jenis menggunakan metode perhitungan spheroid oblat, di cari dengan menggunakan rumus:
V=4/3(πa^2 b)
Jd hasil volume dan berat jenis adalah V = 710,50 cm3 dan ρ = o,146 gr/cm3. Sedangkan pada perhitungan menggunakan metode platform scale, hasil yang di dapat dari perhitungan volume dan berat jenis adalah V = 100,8 cm3 dan ρ = 1,035 gr/cm3. Perbedaan nilai volume dan berat jenis yang di dapat antara perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan aproksimasi (kemiripan geometris) dengan perhitungan dengan menggunakan metode platform scale adalah terdapat pada metode perhitungan dan aspek tinjauan bahan pangan, dimana pada metode perhitungan berdasarkan aproksimasi bentuk, volumenya ditinjau berdasarkan nilai sumbu minor dan sumbu mayor atau kemiripan geometris, sedangkan pada perhitungan dengan menggunakan metode platform scale, volume bahan pangan ditinjau berdasarkan perbedaan berat bahan dengan berat air. Perbedaan berat jenis pada kedua bahan tersebut juga berbeda-beda, hal ini juga dikarenakan perbedaan metode perhitungan, dimana jika volume suatu bahan pangan berbeda, maka otomatis berat jenisnya juga berbeda.
Berdasarkan sifat klimakteriknya, proses klimakterik dalam buah dapat dibagi dalam 3 tahap yaitu klimakterik menaik, puncak klimakterik dan klimakterik menurun. Klimaterik adalah suatu periode mendadak yang unik bagi buah tertentu dimana selama proses itu terjadi pembuatan etilen disertai dengan dimulainya proses pematangan buah, buah menunjukkan peningkatan CO2 yang mendadak selama pematangan buah. Contoh buah-buahan yang tergolong buah klimaterik adalah apel, pisang, mangga, apokat, papaya, tomat. Non klimaterik adalah suatu periode yang bertolak belakang dengan klimaterik dimana Setelah di panen proses respirasi CO2 yang di hasilkan oleh buah tidak terus meningkat tapi langsung turun secara perlahan-lahan. Contoh buah-buahan yang tergolong buah Non klimaterik adalah Semangka, ketimun, anggur, limau, jeruk, dan nenas.




























V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil data dan pembahasan, maka dalam praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Perbedaan nilai volume dan berat jenis antara perhitungan aproksimasi (kemiripan geometris) dengan perhitungan metode platform scale adalah terdapat pada metode perhitungan dan aspek tinjauan bahan pangan.
Perbedaan berat jenis pada kedua bahan tersebut juga berbeda-beda, hal ini juga dikarenakan perbedaan metode perhitungan, dimana jika volume suatu bahan pangan berbeda, maka otomatis berat jenisnya juga berbeda.
Buah klimaterik dapat diperam agar matang secara sempurna, sedangkan buah non klimaterik tidak dapat diperam.

B. Saran
Diharapkan alat-alat dan bahan praktikum yang bersangkutan dapat lebih lengkap lagi untuk memaksimalkan kegiatan praktikm seperti yang tercantum di dalam penuntun praktikum.
Diharapkan agar tata letak alat-alat di laboratorium lebih rapi dan telah terkelompokkan sesuai modul praktikum untuk kemudahan dan kenyamanan praktikum











DAFTAR PUSTAKA

Kanoni, Sri, 1999. Handout Viskositas TPHP. Universitas Gadjah Mada: Jogjakarta.
Khatir, Rita, 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi dan Teknologi Penanganan Pasca Panen. Faperta_UNSYIAH: Banda Aceh.
Pantastico, 1989. Fisiologi Pasca Panen dan Pemanfaatan Buah-buahan dan
Sayuran-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University
Press: Jogjakarta.
Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar