Senin, 09 Mei 2011


Laporan Praktikum Agroklimatologi
                                                                                     


Hari       : Senin
Jam        : 14.20 - 16.00 WIB
Asisten  :  1.Muhafaz Zulus Fitri
    2.Rizky Muarif



RADIASI MATAHARI





Oleh:

AMRULMUSTANIL
NIM : 0905106020005











           





LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2010

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Pada saat bumi mengedari matahari, posisi sumbu bumi tidak selalu tegak lurus terhadap garis hubung antara inti bumi dengan inti matahari. Garis hubung antara inti bumi dengan inti matahari paralel dengan radiasi matahari. Sebenarnya radiai matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau yang melalui proses fotosintesa diubah menjadi tenaga kimia. Selain itu radiasi memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang menentukan kebutuhan air tanaman.
            Pada tahun 1946 pernah dilakukan perekaman spektrum radiasi matahari yang pertama kalinya dari ketinggian diatas lapisan ozon. Tahun 1949 perekaman dilanjutkan untuk daerah panjang gelombang yang lebih pendek dari ketinggian 100 km. Pergeseran garis edar matahari ini menyebabkan perubahan panjang hari (lama penyinaran) yang diterima pada lokasi-lokasi dipermukaan bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator, maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar.

Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui intensitas cahaya matahari dibawah tajuk tanaman dan diatas tajuk tanaman.    









TINJAUAN PUSTAKA
          Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatuan luas dan satuan waktu disebut isolasi atau radiasi global, yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer. Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup, misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh terhadap metabolisme yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar pada tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya proses fotosintesis (Horn, 1999).   
            Penyinaran yang berasal dari sumber yang ada diluar tubuh dan tidak melekat kita sebut sebagai penyinaran luar. Apabila sumber penyinaran ada dalam tubuh, tersebar dalam jaringan, penyinaran kita sebut sebagai penyinaran dalam. Dengan demikian teknik proteksi radiasi juga akan kita bagi menjadi dua, yaitu teknik proteksi radiasi penyinaran luar dan teknik produksi penyinaran luar (Wiryosimin, 1998).
            Pergeseran garis edar matahari menyebabkan perubahan panjang hari (lama penyinaran) yang diterima pada lokasi-lokasi dipermukaan bumi perubahan panjang hari tidak begitu besar daerah tropis yang dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fruktasi lama penyinaran akan semakim besar (Lakitan, 1994).











PROSEDUR PERCOBAAN
Alat
            Dalam mengukur intensitas cahaya matahari digunakan alat solarimeter.

                      Gambar Solarimeter

Cara Kerja
1.        Dengan menggunakan solarimeter, dilakukan pengamatan dan pengukuran radiasi matahari yang dilakukan pada tanaman sirsak dan kelapa sawit.
2.        Masing-masng lahan diukur dan diamati radiasi matahari selama 5 menit, pengukuran diulang 1 menit sekali (6 kali ulang).
3.        Dibandingkan variasi matahari untuk masing-masing lahan
4.        Hasil pengukuran dicatat dan dilakukan pengolahan data.








HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengukur Radiasi Matahari :
Faktor Kalibrasi :
1)      2 Titik = 17,5 mv/kw/m2
2)      4 Titik = 14,1 mv/kw/m2
Tabel. Pengamatan Terhadap Tanaman Kelapa Sawit :










No.
Lokasi (Tipe Lahan)
Jumlah Ulangan Radiasi (watt/m2)
Rerata
ket
I
II
III
IV
V
VI
1
Dibawah Tajuk
1,5
0,3
0,7
1
1,1
0,9
0,91
Cerah
2
Diatas Tajuk
3,4
3,9
4,1
4,2
4,5
4,6
4,11
















Setelah Dikalibrasi :

No.
Radiasi
I
II
III
IV
V
VI
Rerata
1
Dibawah Tajuk
106
21,27
49,64
7,09
78,01
63,8
54,30
2
Diatas Tajuk
240

270
290
290
310
310,8
285








Dibawah tajuk:
=0,106 kw\m2
=0,106.1000 w\m2
=106 w/m2

Diatas tajuk:
=0,24 kw\m2
=0,24.1000 w\m2
=240 w/m2







Tabel. Pengamatan Terhadap Tanaman Sirsak :










No.
Lokasi (Tipe Lahan)
Jumlah Ulangan Radiasi (watt/m2)
Rerata
ket
I
II
III
IV
V
VI
1
Dibawah Tajuk
1,6
1,7
1,9
2,0
2,1
2,2
1,91
Cerah
2
Diatas Tajuk
5,8
5,9
5,6
6,1
6,0
5,9
5,88

Setelah Dikalibrasi :
No.
Radiasi
I
II
III
IV
V
VI
Rerata
1
Dibawah Tajuk
91
97
108
114
120
125
109,1
2
Diatas Tajuk
331
337
320
348
342
337
335,8

Dibawah tajuk:
=0,091 kw\m2
=0,091.1000 w\m2
=91 w/m2

Diatas tajuk:
=0,331 kw\m2
=0,331.1000 w\m2
=331 w/m2



















Pembahasan
            Dari hasil percobaan yang kita lakukan dengan dua perbandingan, yaitu diatas tajuk dan dibawah tajuk tanaman pada dua komoditi tanaman dengan selang waktu 1 menit. Kini dapat dipastikan bahwa intensitas matahari berbeda-beda,  dimana pengukuran diatas tajuk yang secara langsung mendapatkan cahaya matahari dan mendapatkan nilai yang tinggi. Artinya, ia tidak dapat penghalang untuk mendapatkan cahaya matahari. Berbeda dengan yang dibawah tajuk, yang tidak terkontaminasi langsung dengan matahari didapati nilai yang lebih rendah. Pada pengukuran yang dilakukan pada tanaman yang berbeda, namun hasil yang didapati itu sama. Kita bisa lihat dari grafik tersebut. Dimana, posisi diatas tajuk lebih banyak mendapatkan cahaya matahari dari pada yang dibawah tajuk. Dikarenakan, dibawah tajuk di pengaruhi oleh faktor daun yang menutupi sinar matahari untuk tembus kebawah tajuk.









KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum radiasi matahari ini adalah :
  1. Dari hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa nilai radiasi diatas tajuk lebih besar daripada nilai radiasi dibawah tajuk
  2. Pada posisi diatas tajuk lebih banyak mendapatkan cahaya matahari daripada yang dibawah tajuk
  3. Intensitas radiasi matahari yang diterima bumi tidak sama disetiap tempat
  4. Jumlah intensitas radiasi matahari yang diterima bumi tergantung 4 faktor. 


































DAFTAR PUSTAKA
Benyamin, Lakitan, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Rajagrafindo Persada,      Jakarta.

G. H. Trewartha, dan L. H. Horn, 1999. Pengantar Iklim. Edisi Kelima, Gajah       Mada University Press, Yogyakarta.

Handoko, 1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya, Bogor.



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar